oleh

Sabtu (22/11) – Suasana Pagi di Jln. Raya Kerobokan Semarak oleh Pemasangan Penjor Serangkaian Kerobokan Festival 2025 

-Berita-6 Dilihat
banner 468x60

Suasana pagi di Jalan Raya Kerobokan, Sabtu (22/11), tampak meriah dan penuh warna. Sejak pukul 06.00 WITA, masyarakat dari seluruh banjar di Desa Adat Kerobokan mulai melakukan pemasangan penjor secara serentak di sepanjang jalan utama desa. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Kerobokan Festival 2025, sebuah ajang budaya tahunan yang mengangkat tema “Ngrajegang Budaya, Ngrastitiang Adat, Ngajegang Kerobokan” — menjaga budaya, memperkuat adat, dan memuliakan Kerobokan sebagai pusat harmoni.

Dari pantauan di lapangan, suasana begitu hangat dan penuh gotong royong. Warga banjar, pemuda sekaa teruna, hingga ibu-ibu PKK tampak bahu membahu menghias penjor dengan janur kuning, bunga, pala bungkah, pala gantung, dan hasil bumi lainnya. Setiap penjor dipasang dengan penuh makna, melambangkan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas anugerah kemakmuran dan kesejahteraan.

banner 336x280

“Ini bukan sekadar hiasan, tapi simbol keharmonisan antara manusia dan alam. Pemasangan penjor ini juga menandai dimulainya Kerobokan Festival yang selalu dinanti masyarakat,” ujar Bendesa Adat Kerobokan I Wayan Sudira, saat ditemui di lokasi.

Jalan Raya Kerobokan pun berubah menjadi hamparan keindahan tradisi. Barisan penjor menjulang megah di sisi kiri-kanan jalan, membentuk lorong estetika Bali yang menawan. Warga sekitar dan wisatawan tampak antusias mengabadikan momen tersebut, beberapa bahkan berhenti sejenak untuk mengambil foto dan menikmati suasana.

Makna Budaya di Balik Penjor

Penjor bagi masyarakat Bali bukan hanya sekadar dekorasi, melainkan manifestasi dari rasa bhakti dan filosofi kehidupan. Dalam konteks Kerobokan Festival, penjor menjadi simbol penyatuan semangat adat, budaya, dan kreativitas warga. Setiap banjar berkompetisi secara sehat menampilkan penjor terbaik — bukan dalam arti menang atau kalah, melainkan bagaimana setiap karya mencerminkan nilai-nilai tatwam asi (kemanunggalan) dan tri hita karana (harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan).

Selain kegiatan pemasangan penjor, rangkaian Kerobokan Festival 2025 juga meliputi pementasan seni tradisional, parade budaya, pameran UMKM, dan lomba kuliner khas Bali. Agenda puncak festival dijadwalkan berlangsung hingga akhir November dengan melibatkan ribuan peserta dari berbagai elemen masyarakat.

“Kerobokan Festival menjadi momentum untuk menunjukkan jati diri masyarakat Bali yang kreatif dan tetap menjunjung adat. Kami ingin kegiatan ini menjadi inspirasi bagi generasi muda agar terus mencintai warisan budaya,” tambah Ketua Panitia Festival, I Ketut Darmawan.

Kesiapan dan Dukungan Pemerintah

Kegiatan pemasangan penjor ini turut mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Badung dan Pemerintah Provinsi Bali. Sejumlah petugas dari Dinas Kebudayaan, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP terlihat membantu pengaturan lalu lintas agar kegiatan berjalan lancar tanpa menimbulkan kemacetan panjang.

“Kami imbau masyarakat yang melintas di Jalan Raya Kerobokan agar berhati-hati dan tetap tertib, karena banyak warga sedang memasang penjor di sisi jalan,” ujar petugas Dishub setempat.

Pemerintah daerah juga menyatakan bahwa kegiatan seperti ini menjadi bagian penting dari strategi pelestarian budaya berbasis partisipasi masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, Kerobokan Festival telah menjadi ikon kegiatan budaya di Badung Utara yang menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara.

Antusiasme Masyarakat dan Harapan ke Depan

Warga tampak antusias menyambut festival tahun ini. Bagi mereka, kegiatan seperti ini tidak hanya memperkuat solidaritas antarbanjar, tetapi juga membangkitkan semangat ekonomi lokal. Banyak pedagang kecil, perajin janur, dan pelaku UMKM yang ikut merasakan manfaat langsung dari kegiatan tersebut.

“Saya ikut jualan jajan Bali dan bunga penjor sejak subuh, ramai sekali. Syukur bisa ikut meramaikan sekaligus menambah penghasilan,” kata Ni Ketut Lestari, salah satu warga Banjar Padang Luwih yang ikut berpartisipasi.

Pemasangan penjor serentak ini juga menjadi momen spiritual bagi masyarakat Kerobokan. Setelah penjor selesai dipasang, warga melakukan sembahyang bersama (matur piuning) sebagai bentuk permohonan restu agar rangkaian Kerobokan Festival 2025 berjalan lancar, aman, dan penuh berkah.

Dengan semangat kebersamaan dan cinta budaya yang begitu kuat, Kerobokan Festival 2025 diharapkan tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga ruang pelestarian nilai-nilai luhur Bali yang adiluhung.

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *