oleh

Pemprov Bali Ajak Warga Tanam Pohon Serentak Rayakan Tumpek Wariga: Wujud Bhakti dan Cinta Lingkungan

-Berita-12 Dilihat
banner 468x60

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan penanaman pohon serentak dalam rangka memperingati Hari Suci Tumpek Wariga, hari pemuliaan terhadap tumbuhan yang sarat makna spiritual dan ekologis. Gubernur Bali Wayan Koster di Denpasar, Rabu (22/10), menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan melestarikan alam, tetapi juga sebagai wujud nyata filosofi Tri Hita Karana, yakni menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. “Kepada masyarakat diimbau ikut berpartisipasi dengan mendaftar, masyarakat dapat memilih lokasi kegiatan sesuai domisili atau daerah asal kota/kabupaten,” ujarnya.

Dalam arahannya, Gubernur Koster menjelaskan bahwa kegiatan ini akan digelar serentak di seluruh kabupaten/kota pada Minggu (26/10), dengan dua kegiatan utama: penanaman pohon dan pembersihan sungai. Pemprov Bali membuka pendaftaran partisipasi masyarakat melalui formulir daring yang disebarkan lewat akun Instagram resmi Pemprov Bali, agar seluruh lapisan warga bisa ikut serta dengan mudah. Aksi ini akan difokuskan di sejumlah titik penting di Daerah Aliran Sungai (DAS), yakni Tukad Ayung, Tukad Badung, dan Tukad Mati, yang selama ini menjadi nadi kehidupan sekaligus lokasi strategis pengendalian ekosistem air di Pulau Dewata.

banner 336x280

Gubernur menekankan bahwa Tumpek Wariga merupakan momentum reflektif bagi masyarakat Bali untuk menghormati dan menyucikan tumbuh-tumbuhan sebagai sumber kehidupan. Dalam ajaran Hindu Bali, hari ini dikenal juga sebagai “Tumpek Pengarah”, di mana umat melakukan pemujaan kepada Sang Hyang Sangkara, manifestasi Tuhan sebagai dewa penjaga tumbuhan. “Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya menanam pohon secara fisik, tetapi juga menanam kesadaran ekologis di dalam hati,” ujar Koster.

Selain masyarakat umum, kegiatan ini juga akan melibatkan pelajar, mahasiswa, pecinta lingkungan, komunitas adat, dan perangkat desa, sehingga menjadi gerakan kolaboratif lintas generasi. Pemprov Bali bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, dan lembaga swasta, untuk menyediakan ribuan bibit pohon endemik dan produktif seperti cempaka, pule, majegau, dan kelapa gading—jenis-jenis pohon yang memiliki nilai ekologis sekaligus spiritual bagi masyarakat Bali.

Aksi penanaman pohon ini diharapkan menjadi langkah nyata mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya banjir, longsor, dan perubahan iklim yang dalam beberapa waktu terakhir menjadi tantangan serius di Bali. Dengan keterlibatan aktif masyarakat, kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat semangat gotong royong dan kepedulian terhadap kelestarian alam. Pemprov juga menargetkan ribuan pohon tertanam di hari pelaksanaan, yang nantinya akan dipantau secara berkelanjutan agar pertumbuhannya terjaga.

Lebih jauh, Gubernur Koster mengingatkan bahwa kegiatan seperti ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan bagian dari gerakan berkelanjutan menuju Bali Hijau dan Bersih (Bali Resik). “Kita ingin menjadikan Tumpek Wariga bukan hanya ritual, tetapi gerakan nyata. Setiap pohon yang kita tanam hari ini adalah warisan untuk anak cucu kita kelak,” tegasnya.

Pemprov Bali juga mengajak seluruh desa adat dan banjar untuk turut menggelar kegiatan serupa di wilayah masing-masing. Dengan semangat nangun sat kerthi loka Bali — menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya — diharapkan kesadaran ekologis masyarakat dapat semakin tumbuh kuat. Tradisi ini sekaligus memperkuat posisi Bali sebagai pusat pariwisata hijau dan berkelanjutan, yang tidak hanya memikat wisatawan dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan keteguh

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *