oleh

Pemkot Denpasar Klaim 85 Persen Sampah Pascabanjir Telah Terangkut, Tantangan Baru Muncul Akibat Hujan Susulan

-Berita-14 Dilihat
banner 468x60

Pemerintah Kota Denpasar terus menggenjot upaya pembersihan sampah pascabanjir besar yang melanda sejumlah wilayah sejak 10 September lalu dengan proyeksi bahwa hingga sepekan penanganan, sekitar 85–90 persen timbunan sampah sudah berhasil diangkut dari bantaran sungai hingga menuju Waduk Muara. Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, menegaskan capaian ini merupakan hasil kerja intensif tim gabungan yang dikerahkan sejak hari pertama pembersihan, di mana dalam sekali angkut di satu titik bahkan mampu mengevakuasi hingga 40 ton sampah. Meski begitu, pihaknya mengakui terdapat kendala signifikan akibat curah hujan yang terus mengguyur dalam tiga hari terakhir, yang menyebabkan aliran sungai kembali membawa sampah baru dari hulu. Kondisi tersebut membuat sulit memastikan secara akurat total persentase pemulihan lingkungan, karena setiap kali pembersihan dilakukan, volume sampah tambahan kembali menumpuk. “Dari hasil kerja sejak pertama sudah sekitar 85-90 persenan sudah (sampah terangkut) sepanjang bantaran sungai dari hulu tukad di kota sampai ke dam (Waduk Muara),” ujarnya di Denpasar, Kamis (18/9).

Meskipun dihadapkan dengan situasi yang dinamis, Pemkot Denpasar tetap berkomitmen menjalankan tahap pembersihan secara berkesinambungan dengan target akhir membawa seluruh sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung. Langkah ini menjadi bagian penting dari strategi pemulihan pascabanjir, karena keberadaan sampah yang menumpuk tidak hanya mengganggu estetika dan aktivitas masyarakat, tetapi juga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan serta menghambat jalannya aktivitas ekonomi di pasar dan kawasan permukiman. Dengan pengangkutan yang dilakukan secara masif, pemerintah berharap dapat menekan dampak lanjutan berupa bau tak sedap, penyumbatan aliran sungai, hingga ancaman penyakit menular pascabanjir. Jaya Negara menegaskan, meski belum dapat memastikan persentase pemulihan lingkungan secara total, semangat kolaborasi dan kerja gotong royong antara Pemkot, perangkat daerah, serta masyarakat menjadi kunci percepatan normalisasi. Proses pemulihan ini diharapkan tidak hanya menata kembali kondisi kota, tetapi juga membangun kesadaran bersama akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama di wilayah bantaran sungai yang rentan terhadap luapan air ketika hujan deras kembali turun.

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *